SELAMAT DATANG di BLOG MIKPa (Media Informasi dan Komunikasi Paroki) Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus Baturaja

Kamis, 21 Mei 2020

MIKPa Edisi: No.021/Th.I/24-30 Juni 2005

MENGENAL LEBIH DEKAT SANTO PETRUS DAN PAULUS

Santo Petrus:

Nama aslinya Simon bin Yunus, lahir di Bethsaida, saudara Santo Andreas, keduanya bekerja sebagai nelayan. Dinamakan Kefas (bahasa Aram) atau Petrus (transliterasi dalam bahasa Yunani) yang berarti batu karang, oleh Yesus Kristus (Yohanes 1:42, Matius 16:18) yang menjadikannya pemimpin para Rasul dan kepala Gereja sebagai imam-Nya.

Popularitas Santo Petrus diantara bilangan para Rasul sangat menyolok. Analisa secara statistik menunjukkan bahwa namanya disebutkan sebanyak 195 kali [!!!] dalam keempat kitab Injil dan Kisah ParaRasul, sedangkan gabungan ke-11 rasul lainnya disebutkan sebanyak 130 kali saja. Santo Yohanes dalam posisi runner-up namanya hanya disebutkan sebanyak 29 kali saja. Santo Petrus selalu disebutkan sebagai yang pertama dalam bilangan para Rasul dalam ketiga Injil sinoptik (Matius, Markus dan Lukas) maupun Kisah Para Rasul.

Bersama Santo Yakobus bin Zebedeus dan Santo Yohanes, Santo Petrus menjadi saksi atas dibangkitkannya putri Yairus dari kematian (Markus 5:21-43), transfigurasi Yesus Kristus di atas bukit (Matius 17:1-8), sengsara Yesus di Taman Getsemani (Matius 26:36-46).

Santo Petrus adalah yang pertama-tama mewartakan Injil di dan seputar Yerusalem, dan merupakan pemimpin komunitas Kristen yang pertama. Dia mendirikan gereja setempat di Antiokia. Dia memimpin konsili Gereja Katolik yang pertama di Yerusalem di tahun 51 (Kisah Para Rasul 15:7). Dia menulis dua surat dalam Kitab Perjanjian Baru, yaitu Surat Petrus 1 dan 2 kepada umat di Asia Kecil. Dia mendirikan pusat pengajarannya sebagai uskup di Roma dimana dia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dan menjadi martir dengan cara disalibkan pada tahun 64 atau 67 selama penindasan oleh Kaisar Nero.

Patut dicatat bahwa meskipun diketahui bahwa Santo Petrus meninggal di Roma sesuai Tradisi Apostolik dan catatan sejarah, tetapi tidak diketahui dimana tepatnya letak makamnya. Pada tahun 315, kaisar Romawi, Konstantinus, yang bersikap baik terhadap umat Kristen, membangun gereja yang altarnya tepat berada di atas makam Santo Petrus. Di kemudian hari basilika (gereja ukuran raksana) yang baru dibangun di atas bangunan gereja tersebut dan setiap kali bangunan yang baru dibangun di atas pondasi bangunan yang lama sedemikian rupa hingga akhirnya menjadi Basilika Santo Petrus, Vatikan, seperti yang kita kenal sekarang ini. Sepanjang masa tersebut, pengetahuan akan letak makam Santo Petrus sudah menghilang dari sejarah. Sekitar 1500 tahun kemudian, dengan diawali oleh sebuah sebuah peristiwa kecelakaan seorang pekerja di tahun 1939, pada tahun 1958 makam Santo Petrus akhirnya ditemukan di salah satu katakombe dan letaknya persis di bawah altar yang terletak di bawah kubah Santo Petrus, Vatikan. Salah satu tulisan yang diukirkan disana berbunyi: “Petrus berbaring di dalam sini”.

Tidak bisa tidak, kita pasti akan teringat akan kata-kata Yesus pada Matius 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: “Engkau adalah Petrus (Aram:Kefas), dan diatas batu karang (Aram:Kefas) ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku(=Gereja, Ecclesia) dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga.” Kepastian penemuan letak makam Santo Petrus tersebut, telah memberikan dimensi tambahan terhadap makna Injil Matius 16:18, yang memberi bukti tambahan bahwa Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja Yesus yang sejati.

Dalam dunia seni, Santo Petrus dilambangkan membawa dua kunci, simbol kekuasaannya dalam Gereja. Lambang lainnya juga serupa, dengan dua kunci bersilangan lambang kekuasaannya dan sebuah salib yang diposisikan terbalik yang merujuk pada posisi penyalibannya. Dirayakan tiap tanggal 29 Juni (bersama Santo Paulus) dan 22 Februari (Tahta Petrus).

Santo Paulus:

Lahir di Tarsus, dari suku keturunan Benyamin, dan seorang warganegara Roma. Dia turut mengambil bagian dalam menindas umat Kristen sampai pada saat pertobatannya yang mukjijat di tengah perjalanannya ke Damsyik (Damaskus, Siria) (Kisah Para Rasul 9:1-18). Ia mendapat panggilan dari Yesus Kristus sendiri, yang menyatakan diri-Nya kepada Paulus dengan cara yang khusus. Dia menjadi rasul yang tidak kenal lelah bagi kaum non-Yahudi.

Dia tetap tinggal di Damaskus untuk beberapa hari setelah pembaptisannya dan lantas menuju ke Arabia mungkin selama satu dua tahun untuk mempersiapkan aktivitas misionarisnya. Sekembalinya ke Damaskus, dia tinggal disana untuk beberapa waktu, berkhotbah di sinagoga-sinagoga bahwa Yesus adalah Kristus, Putera Allah. Hal ini membangkitkan kebencian orang Yahudi dan dia harus melarikan diri dari sana. Dia lantas pergi ke Yerusalem untuk menemui Petrus dan bersilaturahmi kepada sang kepala Gereja.

Dalam perjalanan misionarisnya yang pertama bersama Barnabas, Paulus mendirikan gereja-gereja di seluruh Asia Kecil: Pisidian, Antiokia, Iconium, Lystra dan Derbe. Setelah Konsili Yerusalem, Paulus ditemani oleh Silas, dan kemudian oleh Timotius dan Lukas melakukan perjalanan misionaris keduanya. Pada perjalanan misionarisnya yang ketiga, Paulus mengunjungi tempat-tempat yang sama dan sempat tinggal di Efesus selama hampir tiga tahun. Dia dipenjarakan selama dua tahun di kota Roma, setelah sebelumnya ditangkap di Yerusalem (Kisah Para Rasul 21:30) dan dipenjarakan di Kaisarea (Kisah Para Rasul 23:23-24). Menurut tradisi, setelah dua tahun Santo Paulus dibebaskan dari penjara Roma dan lantas melakukan perjalanan ke Spanyol, lalu kembali ke Timur, dan kembali lagi ke Roma dimana dia kembali dipenjarakan untuk kedua kalinya. Akhirnya dia menjadi martir di Roma dengan cara dipenggal, di luar tembok-tembok kota pada tahun 67 selama penindasan oleh Kaisar Nero. Tempat ia dipenggal dikenal dengan nama Tre Fontane (Three Fountains – Tiga Mata Air) karena munculnya tiga mata air yang mukjijat di tempat kepalanya jatuh ke bumi.

Tidak kurang dari 14 surat-surat dalam Kitab Perjanjian Baru ditulis olehnya. Akan tetapi bisa dipastikan bahwa Santo Paulus menulis lebih banyak lagi surat-surat yang telah hilang. Dalam surat-suratnya Santo Paulus menunjukkan bahwa ia adalah seorang pemikir religius yang sangat menonjol dan perannya yang masih dapat dirasakan dalam perkembangan iman Kristiani.

Dalam dunia seni, dia digambarkan secara bermacam-macam, juga bersama-sama dengan Santo Petrus, diantaranya dengan sebilah pedang dalam adegan pertobatannya. Lambangnya adalah sebilah pedang dibelakang sebuah buku terbuka yang bertuliskan “Spiritus Gladius” (=Pedang Roh). Dirayakan tiap tanggal 29 Juni (berbareng dengan Santo Petrus) dan 25 Januari (pertobatannya).

Baca versi lengkapnya (document Word)………>>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar