SAUDARA KANDUNG YESUS
Apakah Yesus mempunyai saudara dan saudari? Dalam The Washington Post dilaporkan adanya sebuah kotak pemakaman yang baru-baru ini diketemukan di Yerusalem dengan tulisan, “Yakobus, anak Yusuf dan saudara Yesus.” Selalu diajarkan kepada saya bahwa Maria dan Yusuf tidak mempunyai anak selain Yesus. Bagaimana pendapat anda?…………
Sebagai orang Katolik, kita tidak percaya bahwa Tuhan kita Yesus Kristus mempunyai saudara dan saudari kandung. Seringkali, artikel seperti yang disebutkan di atas menggambarkan pemahaman Protestan akan hidup Kristus. Masalah muncul dari bagaimana orang memahami teks-teks Kitab Suci: Dalam Injil St. Markus, kita memang membaca mengenai bagaimana orang banyak bertanya, “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” (Mrk 6:3). Referensi serupa muncul sebelumnya dalam Markus 3:31 “Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus.” Pada tanggapan pertama, kata-kata tersebut seakan-akan menyatakan bahwa Yesus sungguh mempunyai saudara dan saudari kandung. Orang dengan pandangan fundamentalis atau liberalis terhadap Kitab Suci akan berkesimpulan demikian. Sesungguhnya, kesimpulan semacam itu bertentangan, tidak hanya dengan pemahaman sepenuhnya atas Kitab Suci, tetapi juga dengan Tradisi Suci.
Masalah muncul akibat pemahaman arti kata `saudara’. Dalam teks asli Injil, kita dapati kata Yunani `adelphos’, yang artinya `saudara’. Tetapi, adelphos tidak hanya berarti saudara kandung dari orangtua yang sama. Tetapi, adelphos juga dipergunakan untuk menyatakan hubungan saudara yang lahir dari orangtua yang berbeda, misalnya saudara tiri atau saudara angkat. Selain itu, adelphos juga menyatakan hubungan kekerabatan yang lain, seperti sepupu, kemenakan, dsbnya. Sebagai contoh, dalam Kitab Kejadian 13:8 dan 14:14-16, kata adelphos dipergunakan untuk menyatakan hubungan antara Abraham dan Lot, walaupun kedua orang ini tidak saling bersaudara, melainkan yang seorang paman sementara yang lain kemenakan. Contoh lain adalah Laban, yang adalah adelphos Yakub, bukan sebagai saudara, tetapi sebagai pamannya.
Pemahaman yang sama juga berlaku untuk kata `saudari’. Sebagai contoh, dalam Injil, Maria Klopas disebut sebagai `saudari’ Maria, Ibu Yesus. Jelas bahwa St. Anna dan St. Yoakim tidak akan memberikan nama yang sama kepada kedua putri mereka “Maria”; jadi kata `saudari’ di sini dipergunakan untuk menyatakan hubungan sebagai saudara sepupu.
Sebenarnya kekacauan akan hal ini bersumber pada bahasa Ibrani dan Aramic, yaitu bahasa yang dipergunakan dalam sebagian besar teks-teks asli Perjanjian Lama dan Injil. Dalam bahasa Ibrani maupun Aramic, tidak ada kata khusus untuk menyebutkan sepupu, kemenakan, saudara tiri, atau pun saudara angkat; jadi mereka menggunakan kata saudara atau kata-kata keterangan lainnya, seperti dalam hal sepupu disebutkan sebagai, “putera dari saudara ayahku.” Ketika Perjanjian Lama
diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani dan Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani, kata adelphos dipergunakan untuk menggambarkan segala hubungan kekerabatan tersebut. Jadi, dalam setiap kasus, kita harus memeriksa konteks di mana istilah tersebut dipergunakan. Lagi, kebingungan muncul dalam bahasa Inggris karena kurangnya istilah-istilah berbeda untuk menyatakan hubungan kekerabatan dalam bahasa Ibrani dan Aramic, dan penggunaan kata Yunani adelphos untuk menyatakan semua hubungan kekerabatan tersebut.
Meskipun demikian, ayat-ayat Injil lainnya menjelaskan hubungan kekerabatan antara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon. Ingat bahwa Yakobus di sini (yaitu Yakobus Muda) adalah yang dimaksud dalam tulisan di atas, yang adalah Uskup Yerusalem dan juga seorang martir. Yakobus Muda dan Yoses adalah anak-anak Maria, istri Klopas (Mrk 15:40; Yoh 19:25), dan Yakobus Muda juga dikenal sebagai “anak Alfeus” (Luk 6:15); di sini “Klopas” dan “Alfeus” adalah nama-nama tradisional yang menunjuk pada orang yang sama, seperti halnya “Yudas” dan “Tadeus” menunjuk pada rasul yang sama, yaitu St. Yudas Tadeus. Yudas dan Simon adalah anak-anak Yakobus (yang bukan rasul) (Luk 6:16). Yakobus Tua dan Yohanes adalah anak-anak Zebedeus dengan ibu yang bukan Bunda Maria (Mat 20:20 dst).
Injil juga dengan sangat jelas menyatakan bahwa Maria adalah seorang perawan pada saat ia mengandung Yesus melalui kuasa Roh Kudus (bdk Mat 1:18-25, Luk 1:26-38). Patut diingat bahwa ketika Malaikat Agung Gabriel menyampaikan kepada Maria tentang rencana Allah, Maria menjawab, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Setelah kelahiran Kristus, walaupun Injil tidak memberikan banyak keterangan mengenai masa kanak-kanak-Nya, tidak pernah menyebutkan bahwa Maria dan Yusuf mempunyai anak-anak lain. Juga, tidak pernah disebutkan dalam Injil “anak-anak Maria” atau “salah seorang anak Maria,” melainkan hanya “anak Maria”.
Gagasan ini diperkuat oleh peristiwa salib: sebelum Ia wafat, Kristus mengatakan kepada Maria, “Ibu, inilah, anakmu!” dan kemudian kepada St. Yohanes, yang nyata bukan saudara kandung-Nya, “Inilah ibumu!” Menurut hukum Yahudi, putera sulung bertanggung-jawab untuk merawat ibunya yang janda; tanggung-jawab tersebut akan dilimpahkan kepada putera tertua berikutnya jika sesuatu terjadi pada putera sulung. Pada saat itu, St. Yusuf telah wafat. Karena Yesus, Putra sulung, tidak mempunyai “saudara kandung”, Ia mempercayakan Bunda Maria ke dalam pemeliharaan St. Yohanes, murid yang dikasihi-Nya.
Sungguh menarik bahwa Gereja-gereja Orthodoks mengatasi masalah saudara dan saudari Yesus ini dengan beranggapan bahwa St. Yusuf adalah seorang duda berumur yang telah mempunyai anak-anak lain dari pernikahan sebelumnya. Eusebius (wafat 339) dalam tulisannya “Sejarah Gereja” mengatakan, “Kemudian ada Yakobus, yang dikenal sebagai saudara Kristus; karena ia juga disebut putra Yusuf; dan Yusuf, bapa asuh Kristus, meskipun sesungguhnya telah bertunangan dengan Perawan Maria, sebelum mereka bersatu, Maria telah mengandung dari Roh Kudus, seperti yang dikisahkan dalam Injil yang diilhamkan kepada kita.” (Buku II, 1). Namun, andaikata demikian, saudara dan saudari ini akan menjadi saudara dan saudari tiri Yesus, tetapi hanya menurut hukum, dan bukan karena hubungan darah karena Yusuf bukanlah bapa Kristus yang sebenarnya. Karena alasan itulah mengapa kadang-kadang St. Yusuf digambarkan sebagai sosok berumur dalam lukisan-lukisan. Harap diperhatikan bahwa tak ada bukti cukup kuat untuk mendukung gagasan ini.
Gereja Katolik dengan setia mengajarkan bahwa Maria hanya melahirkan Yesus seorang, yang dikandungnya dari kuasa Roh kudus. Sekitar tahun 380, Helvidius mengemukakan bahwa “saudara” yang dimaksud adalah anak-anak yang lahir dari Maria dan Yusuf setelah kelahiran Yesus. St. Hieronimus (wafat 420) memaklumkan pernyataan Helvidius sebagai “cerita fiktif, jahat dan sengaja menghina iman seluruh dunia.” Dalam tulisannya “Santa Maria Perawan Selamanya”, St. Hieronimus mempergunakan baik Kitab Suci maupun pernyataan para Bapa Gereja seperti St. Ignatius, Polikarpus, Ireneus dan Yustinus Martir untuk menyanggah pendapat Helvidius. Kemudian, dalam Konsili Lateran Pertama (tahun 649) dimaklumkan secara definitif bahwa Maria “selamanya perawan dan dikandung tanpa dosa.” Oleh sebab itu, sebagai orang Katolik, berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi Gereja, kita percaya bahwa Maria dan Yusuf tidak mempunyai anak-anak lain dan dengan demikian Yesus tidak mempunyai saudara dan saudari kandung.
Mengenai kotak pemakaman atau ossuary yang ditanyakan di atas, dalam Biblical Archaeology Review (edisi November/Desember), Andre Lemaire, salah seorang ahli prasasti terkemuka, juga mencatat sebagai berikut: Pertama, Rasul Yakobus Muda dikenal juga sebagai “Yakobus yang Adil” atau “Yakobus orang Benar” dan Yesus Sendiri dikenal sebagai “Yesus dari Nazaret” atau “Yesus Sang Mesias”; identifikasi tradisional ini tidak ditemukan dalam ossuary. Kedua, nama Yakobus, Yusuf dan Yesus merupakan nama-nama yang umum di antara orang-orang Yahudi pada jaman Yesus, dan belakangan ditemukan kotak-kotak pemakaman serupa. Tetapi, berapa banyak kotak pemakaman yang mencantumkan ketiga nama tersebut? Lemaire memberikan komentar, “Ketika kami mencermati bahwa si `Yakobus / Yakub, anak Yusuf, saudara Yesus’ mempunyai seorang saudara yang pada masa itu terkenal dan bahwa si `Yakobus / Yakub, anak Yusuf, saudara Yesus’ mempunyai hubungan istimewa dengan saudaranya ini sebagai pemimpin Gereja Yerusalem, tampaknya mungkin bahwa ini adalah ossuary Yakobus dari Perjanjian Baru. Jika benar demikian, ini juga berarti bahwa kita memiliki prasasti pertama – dari sekitar tahun 63 dari Yesus orang Nazaret.” Karena kesimpulan tersebut masih berupa kemungkinan, berarti tidak mempunyai bukti yang kuat. Lagipula, orang tidak dapat menyimpulkan dari bukti tersebut bahwa Yakobus adalah saudara kandung Kristus; sebaliknya dari bukti-bukti Kitab Suci dan Tradisi Gereja, orang dapat menarik kesimpulan bahwa Yakobus bukanlah saudara kandung Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar