MAKNA PEKAN SUCI
Minggu Palma – Kamis Putih – Jumat Agung – Paskah
MINGGU PALMA
Apa itu hari minggu Palma? Hari Minggu
Palma kita bersukacita untuk merayakan suatu peristiwa penting: Yesus
memasuki kota Yerusalem dengan jaya! Minggu Palma menjadi tanda
dimulainya Pekan Suci, yaitu pekan yang penuh dengan kesengsaraan dan
penderitaan. Arak-arakan Yesus memasuki kota Yerusalem hanyalah bagian
kecil yang mengawali kisah sengsara-Nya.
Saat itu banyak orang
Yahudi yang amat benci kepada Yesus. Mereka ingin Yesus dihukum mati,
mereka menuduh-Nya menghujat Tuhan, terutama setelah Yesus menyatakan
diri sebagai Putera Allah dalam suatu kunjungan musim dingin ke
Yerusalem untuk merayakan Hari Raya Pentahbisan Bait Allah. Karena itu
Yesus pergi ke Perea, kemudian Ia diminta datang ke Betania, di mana Ia
membangkitkan Lazarus dari antara orang mati.
Mukjizat ini menyebabkan Yesus menjadi buah bibir banyak orang sehingga Kaum Farisi semakin benci kepada-Nya dan bertekad untuk membunuh Yesus. Yesus menghindar dengan pergi ke Efraim dan kembali ke Betania enam hari sebelum Paskah tiba. Demikianlah pagi itu Yesus memasuki kota Yerusalem dengan arak-arakan. Sore hari Yesus meninggalkan Yerusalem dan kembali lagi ke sana hari Senin. Yesus menghabiskan waktunya bersama dengan orang banyak di Bait Allah. Hari Rabu Yesus pergi ke Bukit Zaitun. Di sanalah Yesus memberitahukan kepada para murid-Nya mengenai penderitaan serta kematian-Nya yang sudah di ambang pintu.
KAMIS PUTIH
Apa itu Kamis Putih?Seperti layaknya kita, Tuhan juga pernah mengadakan acara Perpisahan. Namun perpisahan-Nya kali ini, dibayangi dengan maut yang siap menunggu-Nya di Kalvari.
Pada malam itu, terjadilah Perjamuan Terakhir, kita mengenalnya dengan ‘Kamis Putih’. Dimana terjadi Perjanjian Agung antara Tuhan dan umat manusia. Tubuh-Nya siap dikorbankan dan darah-Nya siap dicurahkan untuk menebus umat manusia.
Mengapa ini harus terjadi? Itulah kehendak Allah, dan semata-mata karena kasih. Santo Paulus menegaskan bahwa, walau dengan ke-Ilahian-Nya, Yesus tidak mau menyombongkan diri, dan memamerkan kekuasaan-Nya, malahan ia menggunakan kemanusiaan dan kehambaan dalam diri manusia Yesus yang taat kepada rencana Bapa, sampai wafat disalib.
Akankah kitapun menahan setiap kesombongan dalam diri kita? Lihatlah!… Sang Guru itu membasuh kaki para muridnya. Suatu perkara yang mengharukan, Ia merendahkan diri di hadapan murid-Nya sendiri. Itulah perbuatan kasih yang Ia ajarkan. Bahwa menjadi pemimpin, berarti rela untuk menjadi pelayan. Bagaimana dengan pemerintah kita? atau… bagaimana dengan anda sendiri?…
Malam itu, malam yang sungguh membahagiakan, sekaligus malam yang mengharukan. Jantung-jantung para murid berdegup kencang, tidak kuasa menahan hentakan cinta kasih yang diperbuat Tuhan. Bahkan di malam kenangan itupun, semua Gereja Allah yang tersebar di seluruh penjuru dunia, bersama-sama merayakan pengenangan luhur Perjamuan Terakhir dengan satu ujud: pengenangan akan kasih Kristus yang tiada batasnya. Kerelaan-Nya akan siap dilakukannya untuk menggantikan kita di kayu salib.
JUMAT AGUNG
Manusia di atas salib itu berteriak serak memecah
keheningan. Bagaikan seorang anak yang sedih mencari-cari Ayahnya,
sumber ketenangan dan perlindungannya. Yesus terkulai di atas palang
kayu.
Pemandangan yang sangat keji… Yang tidak
bersalah, namun menerima hukuman mati. Di balik penderitaan-Nya Ia tidak
melawan dengan umpatan atau cacian, bahkan Ia tidak memperhitungkan
jasa-jasa-Nya terhadap rakyat Israel yang disembuhkan-Nya, diberikan-Nya
makan, dibantu-Nya.
Masih adakah yang sadar di bukit itu? Dia
yang tersalib itu Tuhan! Adakah yang peduli pada-Nya? Dia mengorbankan
diri untuk kita. Untuk dosa-dosa yang telah membawa maut bagi dunia.
Namun, lihatlah… Siksa keji tidak membuat-Nya jera, Dia tetap diam,
seakan-akan memang orang yang bersalah yang pasrah dengan nasibnya.
Masihkah kita mau menghitung dosa-dosa kita yang membuat-Nya sengsara?
Dia ditampar untuk setiap dosa kita yang menyinggung orang lain dan lupa berbuat baik.
Dia dipukuli karena kita suka membalas dendam dan memusuhi sesama manusia.
Dia diludahi untuk setiap cacian yang keluar dari mulut kita, menabur gosip, menjelekkan dan bersaksi dusta tentang orang lain.
Dia ditelanjangi, padahal kitalah yang berdosa, untuk setiap percabulan kita.
Duri-duri mahkota ranting yang menancap di kepala-Nya adalah dosa pikiran, keangkuhan dan kesombongan kita.
Paku-paku di palukan ke kedua tangan-Nya adalah karena dosa perbuatan kita.
Paku
yang menancap di kaki-Nya adalah karena kita suka menginjak-injak orang
lain, kita suka berpesta pora di atas penderitaan orang lain dan kita
suka mencelakai orang lain.
Lambung-Nya di tikam untuk setiap dosa yang
mementingkan diri kita, mencintai harta dan kekayaan, lupa dengan orang
orang lapar dan nafsu serakah.
Akhirnya Dia mati
karena dosa kita yang tak terbilang banyaknya. Dia mati karena kita.
Tidakkah kita berutang untuk setiap sakit hati, luka-luka di tubuh-Nya,
tetesan darah dan nafas yang dikurbankan-Nya untuk kita?
HARI RAYA PASKAH
Paskah, suatu perayaan untuk mengenang kebangkitan
Kristus merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan
orang kristen. Gereja di seluruh dunia merayakan kemenangan Kristus atas
maut, dengan doa dan pujian kemenangan. Jika Natal menandai kelahiran
Kristus sebagai anak Allah yang turun ke bumi, Paskah merayakan
kebangkitanNya. Kata Paskah yang diterjemahkan dari bahasa Inggris “Easter”
berasal dari festival bangsa Titanic, yang merayakan datangnya musim
semi tiap tahun dan disebut “Eastur”; “Paques” dalam bahasa Perancis;
“Pasqua”, dalam bahasa Italia; “Pascua” dalam bahasa Spanyol; “Pascha”
dalam bahasa Yunani dan “Paaske” dalam bahasa Norwegia.
Semua kata di atas berasal dari bahasa Ibrani, “Pesah”,
sebuah pesta bangsa Yahudi yang dirayakan pada malam bulan purnama
muncul pertama kali di musim semi. Pesta yang dalam bahasa Inggris
disebut “Passover” ini menandai pembebasan bangsa Israel dari Mesir yang
memperbudak mereka. Malaikat kematian dikirim Allah untuk membunuh anak
pertama dari bangsa Mesir yang tak mau melepas bangsa Israel keluar
dari Mesir. Malaikat tersebut melewati (pass over) rumah-rumah orang
Yahudi tanpa membunuh anak-anak mereka. Pada masa kini, Paskah dirayakan
antara tanggal 22 Maret dan 25 April, yang selalu jatuh pada hari
minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar