SELAMAT DATANG di BLOG MIKPa (Media Informasi dan Komunikasi Paroki) Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus Baturaja

Selasa, 19 Mei 2020

MIKPa Edisi: No.007/Th.I/19-25 Maret 2005

MAKNA PEKAN SUCI

Minggu Palma – Kamis Putih – Jumat Agung – Paskah

MINGGU PALMA

Apa itu hari minggu Palma? Hari Minggu Palma kita bersukacita untuk merayakan suatu peristiwa penting: Yesus memasuki kota Yerusalem dengan jaya! Minggu Palma menjadi tanda dimulainya Pekan Suci, yaitu pekan yang penuh dengan kesengsaraan dan penderitaan. Arak-arakan Yesus memasuki kota Yerusalem hanyalah bagian kecil yang mengawali kisah sengsara-Nya.

Saat itu banyak orang Yahudi yang amat benci kepada Yesus. Mereka ingin Yesus dihukum mati, mereka menuduh-Nya menghujat Tuhan, terutama setelah Yesus menyatakan diri sebagai Putera Allah dalam suatu kunjungan musim dingin ke Yerusalem untuk merayakan Hari Raya Pentahbisan Bait Allah. Karena itu Yesus pergi ke Perea, kemudian Ia diminta datang ke Betania, di mana Ia membangkitkan Lazarus dari antara orang mati.

Mukjizat ini menyebabkan Yesus menjadi buah bibir banyak orang sehingga Kaum Farisi semakin benci kepada-Nya dan bertekad untuk membunuh Yesus. Yesus menghindar dengan pergi ke Efraim dan kembali ke Betania enam hari sebelum Paskah tiba. Demikianlah pagi itu Yesus memasuki kota Yerusalem dengan arak-arakan. Sore hari Yesus meninggalkan Yerusalem dan kembali lagi ke sana hari Senin. Yesus menghabiskan waktunya bersama dengan orang banyak di Bait Allah. Hari Rabu Yesus pergi ke Bukit Zaitun. Di sanalah Yesus memberitahukan kepada para murid-Nya mengenai penderitaan serta kematian-Nya yang sudah di ambang pintu.

KAMIS PUTIH

 Apa itu Kamis Putih?Seperti layaknya kita, Tuhan juga pernah mengadakan acara Perpisahan. Namun perpisahan-Nya kali ini, dibayangi dengan maut yang siap menunggu-Nya di Kalvari.

Pada malam itu, terjadilah Perjamuan Terakhir, kita mengenalnya dengan ‘Kamis Putih’. Dimana terjadi Perjanjian Agung antara Tuhan dan umat manusia. Tubuh-Nya siap dikorbankan dan darah-Nya siap dicurahkan untuk menebus umat manusia.

Mengapa ini harus terjadi? Itulah kehendak Allah, dan semata-mata karena kasih. Santo Paulus menegaskan bahwa, walau dengan ke-Ilahian-Nya, Yesus tidak mau menyombongkan diri, dan memamerkan kekuasaan-Nya, malahan ia menggunakan kemanusiaan dan kehambaan dalam diri manusia Yesus yang taat kepada rencana Bapa, sampai wafat disalib.

Akankah kitapun menahan setiap kesombongan dalam diri kita? Lihatlah!… Sang Guru itu membasuh kaki para muridnya. Suatu perkara yang mengharukan, Ia merendahkan diri di hadapan murid-Nya sendiri. Itulah perbuatan kasih yang Ia ajarkan. Bahwa menjadi pemimpin, berarti rela untuk menjadi pelayan. Bagaimana dengan pemerintah kita? atau… bagaimana dengan anda sendiri?…

Malam itu, malam yang sungguh membahagiakan, sekaligus malam yang mengharukan. Jantung-jantung para murid berdegup kencang, tidak kuasa menahan hentakan cinta kasih yang diperbuat Tuhan. Bahkan di malam kenangan itupun, semua Gereja Allah yang tersebar di seluruh penjuru dunia, bersama-sama merayakan pengenangan luhur Perjamuan Terakhir dengan satu ujud: pengenangan akan kasih Kristus yang tiada batasnya. Kerelaan-Nya akan siap dilakukannya untuk menggantikan kita di kayu salib.

JUMAT AGUNG

Manusia di atas salib itu berteriak serak memecah keheningan. Bagaikan seorang anak yang sedih mencari-cari Ayahnya, sumber ketenangan dan perlindungannya. Yesus terkulai di atas palang kayu.

Pemandangan yang sangat keji… Yang tidak bersalah, namun menerima hukuman mati. Di balik penderitaan-Nya Ia tidak melawan dengan umpatan atau cacian, bahkan Ia tidak memperhitungkan jasa-jasa-Nya terhadap rakyat Israel yang disembuhkan-Nya, diberikan-Nya makan, dibantu-Nya.

Masih adakah yang sadar di bukit itu? Dia yang tersalib itu Tuhan! Adakah yang peduli pada-Nya? Dia mengorbankan diri untuk kita. Untuk dosa-dosa yang telah membawa maut bagi dunia. Namun, lihatlah… Siksa keji tidak membuat-Nya jera, Dia tetap diam, seakan-akan memang orang yang bersalah yang pasrah dengan nasibnya.

Masihkah kita mau menghitung dosa-dosa kita yang membuat-Nya sengsara?

Dia ditampar untuk setiap dosa kita yang menyinggung orang lain dan lupa berbuat baik.
Dia dipukuli karena kita suka membalas dendam dan memusuhi sesama manusia.
Dia diludahi untuk setiap cacian yang keluar dari mulut kita, menabur gosip, menjelekkan dan bersaksi dusta tentang orang lain.
Dia ditelanjangi, padahal kitalah yang berdosa, untuk setiap percabulan kita.
Duri-duri mahkota ranting yang menancap di kepala-Nya adalah dosa pikiran, keangkuhan dan kesombongan kita.

Paku-paku di palukan ke kedua tangan-Nya adalah karena dosa perbuatan kita.
Paku yang menancap di kaki-Nya adalah karena kita suka menginjak-injak orang lain, kita suka berpesta pora di atas penderitaan orang lain dan kita suka mencelakai orang lain.

Lambung-Nya di tikam untuk setiap dosa yang mementingkan diri kita, mencintai harta dan kekayaan, lupa dengan orang orang lapar dan nafsu serakah.
Akhirnya Dia mati karena dosa kita yang tak terbilang banyaknya. Dia mati karena kita. Tidakkah kita berutang untuk setiap sakit hati, luka-luka di tubuh-Nya, tetesan darah dan nafas yang dikurbankan-Nya untuk kita?

HARI RAYA PASKAH

Paskah, suatu perayaan untuk mengenang kebangkitan Kristus merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan orang kristen. Gereja di seluruh dunia merayakan kemenangan Kristus atas maut, dengan doa dan pujian kemenangan. Jika Natal menandai kelahiran Kristus sebagai anak Allah yang turun ke bumi, Paskah merayakan kebangkitanNya. Kata Paskah yang diterjemahkan dari bahasa Inggris “Easter” berasal dari festival bangsa Titanic, yang merayakan datangnya musim semi tiap tahun dan disebut “Eastur”; “Paques” dalam bahasa Perancis; “Pasqua”, dalam bahasa Italia; “Pascua” dalam bahasa Spanyol; “Pascha” dalam bahasa Yunani dan “Paaske” dalam bahasa Norwegia.

Semua kata di atas berasal dari bahasa Ibrani, “Pesah”, sebuah pesta bangsa Yahudi yang dirayakan pada malam bulan purnama muncul pertama kali di musim semi. Pesta yang dalam bahasa Inggris disebut “Passover” ini menandai pembebasan bangsa Israel dari Mesir yang memperbudak mereka. Malaikat kematian dikirim Allah untuk membunuh anak pertama dari bangsa Mesir yang tak mau melepas bangsa Israel keluar dari Mesir. Malaikat tersebut melewati (pass over) rumah-rumah orang Yahudi tanpa membunuh anak-anak mereka. Pada masa kini, Paskah dirayakan antara tanggal 22 Maret dan 25 April, yang selalu jatuh pada hari minggu.

Baca versi lengkapnya (document Word)………>>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar