SELAMAT DATANG di BLOG MIKPa (Media Informasi dan Komunikasi Paroki) Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus Baturaja

Kamis, 21 Mei 2020

MIKPa Edisi: No.015/Th.I/14-20 Mei 2005

HARI RAYA PENTEKOSTA

Pada Hari Raya Pentakosta, Roh Kudus turun atas Bunda Maria dan Para Rasul. Peristiwa ini terjadi lima puluh hari sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati dan sepuluh hari sesudah Yesus naik ke Surga. Pada hari inilah kita merayakan hari lahirnya Gereja! Roh Kudus menerangi pikiran Para Rasul sehingga mereka ingat dan mengerti akan semua yang telah diajarkan Yesus. Roh Kudus juga memberi mereka kekuatan sehingga para murid itu berani pergi dan menjadi saksi Kristus ke seluruh dunia.

St. Petrus, pemimpin Gereja, Paus Pertama kita, berbicara kepada orang banyak yang berkumpul. Ia mewartakan Yesus kepada mereka dan ribuan orang menjadi percaya serta menyerahkan diri untuk dibaptis!

Kita menerima Roh Kudus pertama kali pada saat kita menerima Sakramen Baptis. Kemudian kita dikuatkan dalam Roh Kudus oleh Sakramen Penguatan. Mari kita gunakan karunia-karunia Roh Kudus untuk melayani-Nya dengan lebih baik.

Sekedar latar belakang. Di kalangan umat Perjanjian Lama, Pentakosta (artinya “hari ke-50”) dirayakan 7 minggu setelah panen gandum (Im 23:15-21 dan Ul 16:9-12). Dalam perkembangan selanjutnya, hari “ke-50” ini dihitung mulai dari tangal 14 Nisan, yaitu hari Paskah Yahudi. Pada hari ke-50 ini kemudian diperingati pula turunnya Taurat kepada Musa. Di kalangan umat Kristen, “hari ke-50” itu dirayakan 7 minggu setelah Kebangkitan Yesus untuk memperingati turunnya Roh Kudus kepada para murid. Jadi perayaan 7 minggu setelah panen dari dunia Perjanjian Lama itu diterapkan oleh Perjanjian Baru kepada panenan rohani yang kini mulai melimpah.

Ya Allah Roh Kudus, Engkaulah sahabatku. Kepada-Mu kupersembahkan hatiku, pikiranku serta kehendakku. Aku mohon pada-Mu tinggallah dalam aku dan jadikanlah aku kudus. Bantulah aku untuk terbuka pada bisikan-Mu dan pada ajaran Gereja-Mu yang Engkau bimbing dalam Kebenaran-Mu. Bantulah aku untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan pikiranku serta mengasihi sesama seperti diriku sendiri. Amin.

Bulan Mei 

ditetapkan sebagai Bulan Maria  

 

ahukah anda mengapa bulan Mei menjadi Bulan Maria? Lalu bagaimana dengan bulan Oktober? Berdasar tradisi Gereja, dua bulan tersebut memang dikhususkan untuk menghormati Maria. Tapi, bulan Mei lebih disebut sebagai bulan Maria, sedangkan bulan Oktober sebagai bulan rosario. Sebetulnya, tradisi yang memandang bulan Mei sebagai bulan Maria sudah ada sejak abad pertengahan. Pada mulanya, orang-orang kafir di Italia dan Jerman sudah mempunyai kebiasaan untuk menghormati dewa-dewi pada bulan Mei. Ketika mereka menjadi Kristen, bentuk kebiasaan bulan Mei itu tetap dilanjutkan, tapi sasarannya diganti: bukan lagi dewa-dewi, tapi Bunda Maria.

Tahukah anda bahwa penghormatan terhadap Maria juga merupakan hasil perkembangan dalam Gereja, sejak abad XVII hingga abad XIX. Pada tanggal 1 Mei 1965, Paus Paulus VI dengan ensiklik Mense Maio menegaskan kembali tradisi kesalehan ini dengan menyatakan bahwa penghormatan kepada Bunda Maria pada bulan Mei merupakan “kebiasaan yang amat bernilai“. Adapun, kebiasaan bulan Oktober sebagai bulan rosario dinyatakan pertama kalinya oleh Paus Leo XIII pada akhir abad XIX yang menganjurkan umat beriman untuk berdoa rosario setiap hari pada bulan Oktober.

 Tahukah anda bahwa dalam Injil, tidak banyak pembicaraan tentang Maria. Intervensi Maria dalam masa-masa awal kelahiran sampai Yesus remaja (melahirkan, mengungsi, mengantar sunat, mengantar dan menjemput ke bait Allah) dan perkawinan Kana. Maria tampil lagi ketika berdiri di kaki salib Yesus. Juga, pasca kenaikan Yesus ke surga, ketika para murid bingung, Maria ada dan menemani para rasul di Yerusalem. Kehadiran yang tidak menonjol (namun penting), berbeda sekali dengan perhatian yang diberikan Gereja sejak abad-abad pertama:

  1. Abad pertama: Sejak dulu, Maria amat dihormati-baik di Gereja Timur maupun di Gereja Barat. Doa pertama yang langsung ditujukan kepada Maria adalah doa latin Sub Tuum Praesidium, yang berasal dari abad ketiga. Kini, doa ini kerap dipakai dalam completorium. Arti lengkap doa tersebut: “Santa Maria, Bunda Kristus, kami berlindung kepadamu, janganlah mengabaikan doa kami, bila kami di rundung nestapa. Bebaskanlah kami selalu dari segala mara bahaya, ya perawan yang tersuci.”
  2. Ratu Kita: Dalam abad ke-12, muncul nama baru untuk Maria, Notre Dame atau Our Lady, yang dalam bahasa Indonesia, diartikan sebagai Ratu Kita. Abad ini ditandai dengan ke-ksatria-an dan pemujian kaum hawa. Banyak katedral dibangun untuk memuliakan Maria. Dalam abad ke-11, Ademar dari Monteil sudah menulis madah Salve Regina, “Salam Ya Ratu“, yang kemudian didengungkan dimana-mana, misalnya dalam ibadat salve dan penutup doa ofisi.
  3. Malaikat Tuhan: Doa Angelus atau Malaikat Tuhan adalah doa untuk memperingati penjelmaan Kristus dalam rahim Maria. Doa ini terdiri dari tiga ayat dan setiap kali didoakan dikuti dengan doa Salam Maria. Doa ini berasal dari abad pertengahan, didoakan pada pukul 06.00, 12.00 dan 18.00 – ketika lonceng gereja dibunyikan.
  4. Devosi kepada Maria sebagai Mater Dolorosa (Ibu yang Berdukacita) berasal dari Injil Lukas (2:35). Dalam ayat tersebut, Simeon memberi nubuat kepada Maria bahwa “suatu pedang akan menembus jiwanya“. Biasanya orang menghitung tujuh dukacita atau ‘pedang’ yang menembus jiwa Maria, al: nubuat Simeon sendiri, Pengungsian ke Mesir, Sabda Maria: “Lihatlah ayah dan ibumu mencari Engkau dengan cemas” (ketika Yesus tertunggal di Bait Allah), Pertemuan dengan Yesus yang memanggul salib, Ibu Maria berdiri di kaki salib, Yesus diturunkan dari salib dan diletakkan di pangkuan ibunda (adegannya seperti digambarkan oleh Michelangelo dengan patung Pieta-nya), Yesus dimakamkan. Pesta Mater Dolorosa sendiri didirikan oleh Paus Benedictus XIII pada tahun 1727, dan kini dirayakan setiap tanggal15 September.
  5. Hati Tersuci St. Maria: Devosi ini dirintis oleh Santo Yohanes Eudes (1601-1680). Devosi ini kini mendapat tempat dalam liturgi pada hari Sabtu sesudah Minggu Pentakosta dengan misa kudus untuk memperingati Hati tersuci St.Perawan Maria.  

Baca versi lengkapnya (document Word)………>>>>>