PENYELIDIKAN KEASLIAN
KAIN KAFAN turin
( Bagian IV )
Apakah Manusia yang terbungkus Kain kafan Turin benar-benar Yesus sendiri? Hal ini kiranya juga tidak diragu-ragukan lagi. Penelitian terhadap bekas-bekas darah yang ada pada Kain kafan Turin mengungkapkan bahwa Manusia Kain kafan itu telah mengalami lima tahap penderitaan: penderaan, pemahkotaan duri, pemanggulan salib, penyaliban di atas bukit Kalpari, dan penusukan lambung dengan tombak. Dari
historiografi (penulisan sejarah) tak dapat diketemukan orang lain yang telah menjalani kelima tahap penderitaan itu, kecuali orang yang disebut "Yesus Kristus" dalam kisah sengsara menurut Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Gary Habermas menguatkan hal ini. Ia berkata, "Sejarah dan arkeologi memberikan kerangka umum tentang apakah itu penyaliban. Dan kita tahu dari cerita Injil tentang sejumlah hal yang telah diperbuat terhadap Yesus yang bukan merupakan prosedur biasa dalam penyaliban. Hal-hal itu seperti misalnya: bahwa Ia dimahkotai duri, bahwa kaki-Nya tidak dipatahkan, bahwa Ia ditikam di lambung setelah Ia meninggal dan keluarlah darah dan air. Juga tidak lazim bagi seorang penjahat yang tersalib mendapatkan penguburan pribadi dengan pakaian lenan yang mahal.
Para ahli kedokteran yang telah meneliti Kain kafan berkata bahwa hal ini dengan tepat menunjukkan hal-hal sebagai berikut: seorang yang dimahkotai dengan duri, yang kakinya tidak dipatahkan, yang ditikam di lambung dengan senjata ukuran seorang serdadu Roma, dengan darah dan air tercurah dari lukanya setelah kematian. Dan ia juga dikuburkan tersendiri dalam pakaian lenan yang mahal. Bukan hanya semuanya ini menunjukkan kesamaan tetapi juga tidak adanya titik perbedaan. Jika mereka adalah orang-orang yang berlainan, anda dapat berharap menemukan sekurang-kurangnya satu detail yang tidak cocok. Tetapi sekali lagi, tidak ada titik perbedaan.
Selain itu, Proyek Penelitian Kain Kafan Turin juga mengungkapkan bahwa sekurang-kurangnya terdapat empat petunjuk pada Kain kafan tentang kebangkitan orang yang terbungkus di dalamnya. Pertama, tidak terdapat pembusukan pada pakaian. Mayat yang terbungkus di dalamnya selama lebih dari empat hari pastilah akan membusuk dengan hebatnya. Tetapi kita tidak menemukan suatu tanda tentang hal itu pada Kain kafan. Jadi orang yang mati di dalamnya telah bangkit, atau sebelum hari yang keempat telah dipindahkan dari dalamnya. Seandainya mayat dipindahkan dari dalam bungkusnya, bagaimana kita akan menerangkan gambar yang terjadi pada kain pembungkus itu? Pada Kain kafan itu kita menyaksikan bekas lumuran darah yang pekat dan utuh; bekuan darah tidak retak atau rusak. Anda dapat membayangkan pembalut pada luka: ketika anda membuka, pembalut itu sedikit melekat pada luka. Kain kafan dihubungkan secara longgar dengan mayat oleh darah yang mengering. Jika ada orang melepaskannya, ia akan menghancurkan bekuan darah dan meretakkan ujung bekas lumuran darah yang kering. Para ahli kedokteran yang telah mempelajari Kain kafan mengatakan itu tidak terjadi.
Jadi pertama, mayat tidak berada cukup lama dalam Kain kafan untuk membusuk, dan kedua, bekas lumuran darah yang utuh mengatakan kepada kita bahwa mayat itu (tetap) terbungkus; mayat tidak pernah dipindahkan dari bungkusnya .
Petunjuk ketiga tentang kebangkitan ialah bahwa gambar itu memiliki ciri-ciri barang hangus. Maka petunjuk ketiga berdasarkan pada teori bahwa gambar disebabkan oleh suatu penghangusan. Mayat telah meninggalkan Kain kafan tanpa terbungkus dan pakaian yang hangus dengan gambar tentang dirinya sendiri. Hal ini memberikan penjelasan adanya semacam kekuatan enersi yang mungkin menghanguskan Kain kafan itu kekuatan enersi yang bersinar cemerlang yang telah menjadikan orang mati dalam bungkus Kain kafan itu bangkit dan hidup kembali dalam kemuliaan ilahi.
Petunjuk keempat adalah sebuah bukti sejarah. Jika Kain kafan menguatkan cerita Injil tentang kematian Yesus, maka Kain kafan cenderung menguatkan apa yang dikatakan Injil tentang kebangkitan Yesus.
Jadi gambar pada Kain kafan hanya dapat terjadi, bila orang yang terbungkus di dalamnya bangkit dari mati penuh cahaya cemerlang.[5]
[5] Hidup, 7 Maret 1982, hlm. 9-10.
Tentang bagaimana terjadinya gambar pada Kain kafan itu, penyelidikan demi penyelidikan sedang berlangsung. Ahli-ahli kimia, biokimia, pembesaran gambar dan analisis dengan komputer, fisika nuklir, fotografi bintang, spektroskopi, termo-kimia, mikroanalisis dan selidik-mikro ion, penentuan tanggal dengan karbon semuanya mencurahkan perhatian untuk membuka rahasia tentang terjadinya gambar pada Kain kafan itu. Yang mereka ungkapkan antara lain bahwa gambar itu terjadi melalui proses pancaran cahaya termonuklir (fotolisis dalam kilatan cahaya sekejap), atau ledakan sinar yang sangat terang dalam sekilas; bahwa gambar itu terjadi sebagai akibat campuran wangi-wangian ratus dan blendok dalam iklim yang lembab; bahwa gambar itu tercipta berkat proses fibrinolisis (pelunakan darah yang beku karena adanya fibrinolisin dalam darah atau karena ulah bakteri-bakteri); bahwa gambar itu terjadi sebagai akibat dari pelbagai reaksi biokimia.
Kita nantikan hasil-hasil lebih lanjut dari penyelidikan-penyelidikan mereka. Semoga seluruh dunia tidak lama lagi akan mengetahui lebih banyak tentang Manusia Kain kafan dan menanggapi dengan cinta dan kerendahan hati yang mendalam seruan yang tidak kunjung padam-- "Ecce homo! Lihatlah manusia itu!"
Baca versi lengkapnya (document Word)………>>>>>
historiografi (penulisan sejarah) tak dapat diketemukan orang lain yang telah menjalani kelima tahap penderitaan itu, kecuali orang yang disebut "Yesus Kristus" dalam kisah sengsara menurut Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Gary Habermas menguatkan hal ini. Ia berkata, "Sejarah dan arkeologi memberikan kerangka umum tentang apakah itu penyaliban. Dan kita tahu dari cerita Injil tentang sejumlah hal yang telah diperbuat terhadap Yesus yang bukan merupakan prosedur biasa dalam penyaliban. Hal-hal itu seperti misalnya: bahwa Ia dimahkotai duri, bahwa kaki-Nya tidak dipatahkan, bahwa Ia ditikam di lambung setelah Ia meninggal dan keluarlah darah dan air. Juga tidak lazim bagi seorang penjahat yang tersalib mendapatkan penguburan pribadi dengan pakaian lenan yang mahal.
Para ahli kedokteran yang telah meneliti Kain kafan berkata bahwa hal ini dengan tepat menunjukkan hal-hal sebagai berikut: seorang yang dimahkotai dengan duri, yang kakinya tidak dipatahkan, yang ditikam di lambung dengan senjata ukuran seorang serdadu Roma, dengan darah dan air tercurah dari lukanya setelah kematian. Dan ia juga dikuburkan tersendiri dalam pakaian lenan yang mahal. Bukan hanya semuanya ini menunjukkan kesamaan tetapi juga tidak adanya titik perbedaan. Jika mereka adalah orang-orang yang berlainan, anda dapat berharap menemukan sekurang-kurangnya satu detail yang tidak cocok. Tetapi sekali lagi, tidak ada titik perbedaan.
Selain itu, Proyek Penelitian Kain Kafan Turin juga mengungkapkan bahwa sekurang-kurangnya terdapat empat petunjuk pada Kain kafan tentang kebangkitan orang yang terbungkus di dalamnya. Pertama, tidak terdapat pembusukan pada pakaian. Mayat yang terbungkus di dalamnya selama lebih dari empat hari pastilah akan membusuk dengan hebatnya. Tetapi kita tidak menemukan suatu tanda tentang hal itu pada Kain kafan. Jadi orang yang mati di dalamnya telah bangkit, atau sebelum hari yang keempat telah dipindahkan dari dalamnya. Seandainya mayat dipindahkan dari dalam bungkusnya, bagaimana kita akan menerangkan gambar yang terjadi pada kain pembungkus itu? Pada Kain kafan itu kita menyaksikan bekas lumuran darah yang pekat dan utuh; bekuan darah tidak retak atau rusak. Anda dapat membayangkan pembalut pada luka: ketika anda membuka, pembalut itu sedikit melekat pada luka. Kain kafan dihubungkan secara longgar dengan mayat oleh darah yang mengering. Jika ada orang melepaskannya, ia akan menghancurkan bekuan darah dan meretakkan ujung bekas lumuran darah yang kering. Para ahli kedokteran yang telah mempelajari Kain kafan mengatakan itu tidak terjadi.
Jadi pertama, mayat tidak berada cukup lama dalam Kain kafan untuk membusuk, dan kedua, bekas lumuran darah yang utuh mengatakan kepada kita bahwa mayat itu (tetap) terbungkus; mayat tidak pernah dipindahkan dari bungkusnya .
Petunjuk ketiga tentang kebangkitan ialah bahwa gambar itu memiliki ciri-ciri barang hangus. Maka petunjuk ketiga berdasarkan pada teori bahwa gambar disebabkan oleh suatu penghangusan. Mayat telah meninggalkan Kain kafan tanpa terbungkus dan pakaian yang hangus dengan gambar tentang dirinya sendiri. Hal ini memberikan penjelasan adanya semacam kekuatan enersi yang mungkin menghanguskan Kain kafan itu kekuatan enersi yang bersinar cemerlang yang telah menjadikan orang mati dalam bungkus Kain kafan itu bangkit dan hidup kembali dalam kemuliaan ilahi.
Petunjuk keempat adalah sebuah bukti sejarah. Jika Kain kafan menguatkan cerita Injil tentang kematian Yesus, maka Kain kafan cenderung menguatkan apa yang dikatakan Injil tentang kebangkitan Yesus.
Jadi gambar pada Kain kafan hanya dapat terjadi, bila orang yang terbungkus di dalamnya bangkit dari mati penuh cahaya cemerlang.[5]
[5] Hidup, 7 Maret 1982, hlm. 9-10.
Tentang bagaimana terjadinya gambar pada Kain kafan itu, penyelidikan demi penyelidikan sedang berlangsung. Ahli-ahli kimia, biokimia, pembesaran gambar dan analisis dengan komputer, fisika nuklir, fotografi bintang, spektroskopi, termo-kimia, mikroanalisis dan selidik-mikro ion, penentuan tanggal dengan karbon semuanya mencurahkan perhatian untuk membuka rahasia tentang terjadinya gambar pada Kain kafan itu. Yang mereka ungkapkan antara lain bahwa gambar itu terjadi melalui proses pancaran cahaya termonuklir (fotolisis dalam kilatan cahaya sekejap), atau ledakan sinar yang sangat terang dalam sekilas; bahwa gambar itu terjadi sebagai akibat campuran wangi-wangian ratus dan blendok dalam iklim yang lembab; bahwa gambar itu tercipta berkat proses fibrinolisis (pelunakan darah yang beku karena adanya fibrinolisin dalam darah atau karena ulah bakteri-bakteri); bahwa gambar itu terjadi sebagai akibat dari pelbagai reaksi biokimia.
Kita nantikan hasil-hasil lebih lanjut dari penyelidikan-penyelidikan mereka. Semoga seluruh dunia tidak lama lagi akan mengetahui lebih banyak tentang Manusia Kain kafan dan menanggapi dengan cinta dan kerendahan hati yang mendalam seruan yang tidak kunjung padam-- "Ecce homo! Lihatlah manusia itu!"
Baca versi lengkapnya (document Word)………>>>>>