ASAL dan SEJARAHNYA ALKITAB
Bagian Kedua
Aramaic adalah cabang dari bahasa Semit, dan merupakan bahasa yang digunakan di Palestina pada waktu Kristus. Ini adalah bahasa yang digunakan Kristus. Ibrani adalah bahasa Semit yang berasal dari Kanaan dan disebarkan oleh Abraham dan keturunannya, mencapai kejayaan terbesarnya pada masa pemerintahan Daud dan Salomo. Itu adalah bahasa di Tanah Suci sampak sekitar abad ke 3 sebelum Masehi, ketika bahasa ini digantikan oleh Aramaic. Bahasa Yunani seperti yang digunakan di Alkitab tidaklah seperti bahasa Yunani klasik seperti yang kita tahu saat ini, tetapi merupakan dialek yang tersebar keseluruh penjuru duniapada waktu penaklukan oleh Alexander Agung.
Sebagian besar buku-buku di Perjanjian Lama di tulis dalam bahasa Ibrani, sementara semua dari buku di Perjanjian Baru, kecuali Matius, ditulis dalam bahasa Yunani. Kitab Kebijaksanaan dan 2 Makabe juga ditulis dalam bahasa Yunani. Sebagian dari buku Daniel, Ezra, Yeremia, dan Ester, dan semua dari Tobit, Yudit dan Injil Matius ditulis dalam bahasa Aramaic.
Alkitab pada asalnya tidak dibagi menjadi bab dan vasal seperti yang kita tahu saat ini. Stephen Langton. Uskup Agung Canterbury pada abad ke 13, membagi text di Alkitab menjadi bab-bab. Santes Pagninus membagi bab di Perjanjian Lama menjadi fasal-fasal tahun 1528, dan Robert Etienne, pencetak di Paris melakukan hal yang sama untuk Perjanjian Baru tahun 1551.
Pada masa lalu kita mempunyai kecenderungan untuk menganggap
buku-buku di Alkitab sebagai cerita historis (seperti Genesis, Keluaran,
Raja-raja dan Makabe), hukum (Ulangan, Bilangan dll), peramalan
(meramalkan masa datang) dan selanjutnya.
Penghargaan bagi metoda
Yahudi yang membagi buku-buku mungkin merupakan metoda yang lebih
membantu. Lima buku pertama dari Alkitab (Genesis, Keluaran, Imamat,
Bilangan dan Ulangan) dianggap sebagai buku utama dari iman. Buku-buku
ini dinamakan Taurat di Yunani. Kata Taurat berarti “instruksi” bukan
hanya pelajaran tetapi semacam perintah yang diberikan orang tua kepada
anaknya ketika ia menginginkannya untuk menurut.
Beberapa dari buku yang kita anggap sebagai cerita sejarah (Yosua,
Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja) dianggap “peramalan” oleh Yahudi.
Dengan peramalan mereka mengartikan sebagai nasehat. Buku-buku ini
mencatat peristiwa-peristiwa dalam sejarah mereka dengan maksud untuk
pengajaran moral. Mereka merupakan pelajaran dari sejarah. Pada buku ini
kita bisa menemukan nabi-nabi yang muncul dalam tindakannya. Mereka
meninggalkan bagi kita pengajaran yang tak cukup banyak. Mereka
merupakan bagian dari kehidupan yang kasar dan licin. Raja-raja yang
penting mungkin menawarkan beberapa contoh untuk ditiru. Raja-raja yang
tak penting bisa menerima perhatian yang lebih karena mereka orang baik.
Ini bukan cara modern kita dalam menulis sejarah. Bahkan untuk mereka
yang bukan di bidang sejarah, hal ini lebih bersifat editorial religius.
Kita mungkin salah dengan berpikir ini sebagai sejarah. Hal ini memang
sejarah, tetapi ada yang lebih. Bangsa Yahudi menyebutnya nabi-nabi
pendahulu tidak karena mereka datang lebih dahulu dalam sejarahnya
tetapi karena mereka dicatat dalam Alkitab pertama kali.
Buku-buku
peramalan, entah ditulis oleh nabi itu sendiri atau oleh muridnya,
merupakan sumber inspirasi pengajaran. Seorang nabi adalah orang yang
berbicara untuk Tuhan pada waktunya sendiri. Ia adalah seorang yang
menaruh perhatian pada dunianya sendiri. Ia kadang-kadang memperkirakan
masa datang. Lebih sering adalah hal yang akan terjadi dalam waktu
dekat. Ketika ia melakukan itu ia mencoba kekuasaan yang bukan, secara
harafiah, peramalan. Itu adalah kekuatan tambahan dari Allah. Kita
cenderung menjadi tersesat ketika kita berpikir tentang mereka sebagai
peramal masa datang.
“Tulisan-tulisan” adalah sisa dari buku-buku yang lain. Tawarikh, yang kita anggap sebagai sejarah, adalah buku dengan banyak sisi. Untuk menyebutnya sebagai sejarah adalah sama dengan menghilangkan banyak dari kualitasnya. Puisi Mazmur dan literatur Kebijaksanaan seperti Kata-kata Mutiara juga dimasukkan dalam bagian ini. Daniel adalah jenis khusus yang dikenal sebagai apokaliptik dimasukkan di sini karena di masa lalu kita berpikir itu seperti buku-puku peramalan lain. Buku-buku ini diterima oleh Septuagint atau versi Yunani dari Alkitab Ibrani tapi Yahudi menolaknya setelah Kristus dan menyebutnya buku-buku Deuterokanonikal. Mereka, bersama-sama dengan bagian dari Daniel dan Ester tidak diterima sebagai bagian dari Alkitab oleh Protestan atau Yahudi. Katolik selalu mengacu kepadanya seperti sejak awal-awal gereja.
Di Perjanjian baru kita berpikir tentang keempat injil dari Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes. Ini adalah Injil (atau “kabar gembira”) dari
Yesus Kristus. Tetapi Kisah para Rasul adalah buku dengan jenis yang
sama. Ini adalah “injil dari Roh Kudus” dan menyatakan kerja dari
Kristus dilanjutkan pada awal Gereja.
Walaupun tak satupun dari ke
empat Injil adalah “Kehidupan Kristus” karena keempatnya menceritakan
sangat sedikit tentang sebagian besar hidupNya, mereka tidak menggunakan
kejadian-kejadian dari kehidupan Kristus untuk melukiskan
pengajaranNya. Terutama kemudian, Injil dan Kisah para Rasul (juga
ditulis oleh Lukas) menyajikan bagi kita dengan pesan, misi, dan karya
Kristus. Tiap manusia yang melihat Kristus melihat Ia dari perspektif
yang berbeda. Keempat orang ini kita sebut Penginjil yang melihat Ia
dari sudut pandang mereka sendiri.
“Surat-surat” adalah surat dari
bermacam jenis. Beberapa seperti “surat kepada editor” yang dimaksudkan
untuk disebarkan secara luas, tidak hanya di gereja kemana itu di kirim,
tetapi ke seluruh daerah. Yang lain cukup pribadi. Filemon adalah
catatan kecil dari Paulus untuk pertobatan. Juga yang lain ditulis dalam
bentuk surat sebagai gaya literatur. Surat Yohanes danPetrus
betul-betul merupakan pengajaran pada doktrin.
Buku terakhir dari Alkitab, “Wahyu” adalah satu-satunya buku Perjanjian baru yang ditulis dalam gaya yang populer saat ini. Seperti Daniel dan Yehezkiel di Perjanjian Lama, kitab ini ditulis dalam bentuk kode dari umat Allah yang dihukum, menceritakan Kisah penyelamatan Tuhan di masa lalu dalam bentuk pengadilan saat ini. Mereka mencari, juga untuk tindakan-tindakan penyelamatan di masa datang berdasarkan iman padaNya.
SEJARAH ALKITAB
Tak ada manuskrip asli dari Alkitab yang kita punyai sekarang, karena bahan yang dapat musnah ketika mereka di tulis dan fakta bahwa kekaisaran Romawi mendukung penghancuran catatan selama pengejaran umat Kristen. Sementara tak satupun dari manuskrip asli dikenal ada, beberapa transkrip yang sudah sangat kuno tetap ada saat ini.
Manuskrip Ibrani tertua yang di kenal adalah salinan dari buku Yesaya, ditulis dalam bahasa Ibrani pada abad ke 2. Kitab ini ditemukan tahun 1947 di gua dekat Yeriko. Bagian catatan Yunani yang di kenal ada di John Ryland Library di Manchester, Inggris. Bagian ini berasal dari abad ke 2 sebelum masehi. Berribu-ribu manuskrip Yunani telah ditemukan, tiga yang paling lengkap dan penting adalah Codex Sinaiticus, Codex Vaticanus dan Codex Alexandrinus, semua mungkin berasal dari abad ke 4 dan ke 5 setelah Kristus. Codex Vaticanus ada di perpustakaan Vatican.
Bersambung…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar